Saat Mencari Ikan, Nelayan Ditabrak dan Meninggal Dunia, Toke Ikan Hanya Beri Uang Duka 5 Juta Rupiah

waktu baca 3 menit
Rabu, 29 Mei 2024 09:10 0 623 admin

Bintan, Dinamikaglobaltimes.id 

Tanggungjawab sebagai Kepala Keluarga, seorang warga desa Numbing Kecamatan Bintan Pesisir Kabupaten Bintan, yang berprofesi sebagai nelayan, harus bekerja mencari ikan, siang maupun malam. Yang penting, bisa mendapat ikan sebanyak mungkin, untuk dijual kepada penampung ikan, dan hasilnya dibawa pulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 

Seperti biasanya, Rusli (60th), nelayan tradisional ini berangkat mencari ikan ke tengah laut. Malam itu dirinya tidak sendiri. Ada 2 orang rekannya yang mendampingi. Setelah beberapa jam mencari ikan, malam harinya mereka bertiga beristirahat di kapal yang mereka gunakan mencari ikan seharian. Penat dan lelah yang mereka rasakan, membuat mereka tertidur pulas.

Seperti ungkapan pepatah lama mengatakan, Untung tak dapat diraih, Malang tak dapat ditolak. Disaat mereka tertidur lelap, mendadak kapal Tongkang yang melintas di perairan itu,  menabrak kapal mereka. Sontak ketiga nelayan tradisional yang sedang tertidur pulas itu,  terlempar ke laut. Dan kapal mereka pun pecah. Tentu saja masing-masing nelayan itu  menyelamatkan diri. Sementara kapal Tongkang yang menabrak kapal mereka, melenggang terus meninggalkannya. Seakan tak ada masalah.

Mengingat musibah itu terjadi sekitar pukul 24.00 wib, suasana di tengah laut memang gelap gulita, ketiga nelayan itu tidak dapat melihat nama kapal yang ada di lambung kapal Tongkang itu. Ketiga nelayan itu masing-masing bernama, Rusli (60th), Zulkarnaen (36th) dan Ervansyah (24th). Zulkarnaen dan Ervansyah mengalami luka-luka di tubuhnya. Sedangkan Rusli, meninggal dunia di tempat.

Dalam upaya menyelamatkan diri, mereka terombang-ambing selama 14 jam di laut. Mirisnya lagi, Zulkarnaen  harus berusaha keras membawa Jenazah Rusli ke tepi pantai. Soalnya, Rusli adalah ayah kandung Zulkarnaen. Namun, diluar dugaan, melintas kapal Tongkang lainnya. Dan mereka pun mendapatkan pertolongan dari kapal Tongkang itu.

Tanggungjawab Toke Ikan

Informasi yang didapat, bahwa  pihak perusahaan hanya memberi uang duka kepada keluarga Alm Rusli sebesar 5 juta rupiah. Sedangkan untuk nelayan yang tubuhnya luka-luka, sama sekali tidak diberi biaya perobatan.

Ujung-ujungnya, kedua nelayan yang tidak diberi uang perobatan, mulai menanyakan kembali hak mereka kepada pengusaha, “kami mau menanyakan hak kami ke perusahaan pak. Soalnya, sejak kejadian itu, kami sama sekali tidak ada diberi uang perobatan, “tutur Zulkarnaen di kilometer 16 arah Tanjung Uban (27/052024).

Selain itu, lanjutnya. Pihak perusahaan pun memberi uang kepada keluarga kami hanya  sebesar 5 juta rupiah. Padahal, musibah itu terjadi ketika kami sedang bekerja. Kami berdua memang pernah diberi uang Rp.800.000,- untuk ongkos berobat ke Tanjung Uban. Hanya sekali itu kami diberi uang. Melalui media ini, kami berharap kepada Aparat Penegak Hukum di daerah ini, untuk membantu kami mendapatkan hak kami, “ujarnya.

Sementara, ketika Sudirman dikonfirmasi ke Ponselnya, (27/055/2024), justru menampik apa yang disampaikan Zulkarnaen, “oohh . . . Persoalan yang membuat pak Rusli meninggal ya ? Sampai saat ini masih ditangani pihak Kepolisian pak. Polisi sedang mencari bukti-bukti dan saksi-saksi. Memang kami memberi uang duka ke pihak keluarga sebesar 5 juta rupiah, “ujar Sudirman.

Ditambahkannya. Hubungan kami terhadap Rusli, hanya sebatas antara penjual dan pembeli. Artinya, saya hanya sebatas membeli ikan yang mereka dapat. Mengenai kapal yang mereka pakai, itu milik mereka. Terkait BPJS, saya memang tidak mendaftarkan mereka. Soalnya, mereka bukan karyawan saya. Saya pikir, kami sudah cukup toleransi kepada keluarga almarhum Rusli, “beber Sudirman membela diri.

Selain suasana duka yang masih menyelimuti keluarga Alm Rusli, kini anak dan istrinya juga ingin memperoleh hak dan keadilan. Hal itu menyangkut santunan kematian dari pihak perusahaan. Untuk itu, diharapkan kepada Aparat Penegak Hukum (APH) di daerah ini, agar bersedia membantu keluarga ini dalam penyelesaiannya. Apalagi anak-anaknya masih dalam usia sekolah. (Richard).

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Screenshot

LAINNYA