Penimbunan Proyek Waduk Pengendalian Banjir Sri Katon Tanjungpinang, Ditenggarai Gunakan Material Tanah Tak Berizin

waktu baca 2 menit
Senin, 29 Apr 2024 10:46 0 573 admin

Tanjungpinang, Dinamikaglobaltimes.id

Proyek pengendalian banjir bernilai Rp. 37.190.160.000,- di Batu 12 Tanjungpinang ini, telah dikerjakan sejak awal April 2024. Lahan yang digunakan seluas 3 hektar milik Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang. Sebelum nya, kawasan tersebut adalah rawa yang selalu digenangi air. Dan telah belasan tahun menjadi rawa. Parahnya lagi, setiap kali hujan melanda, rumah warga di sekitar proyek menjadi langganan banjir.

Tapi kini, kawasan tersebut bakal disulap menjadi Polder, biasa disebut Kolam Retensi. Kolam ini bakal berfungsi menampung besarnya debit air, agar kawasan tersebut terhindar dari banjir. Besarnya anggaran yang digunakan, dicomot dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2024.

Sebelum fisik pembangunannya dikerjakan, pelaksana proyek terlebih dahulu menimbun kawasan itu. Diperkirakan, butuh ribuan kubik untuk menimbunnya. Sampai berita ini diunggah, pasokan material tanah untuk menimbunnya diangkut dari jalan Ganet. Artinya, material tanah tersebut hasil pemotongan bukit yang tak jauh dari lokasi proyek.

Pertanyaannya, berizinkah proses pemotongan bukit itu ? Soalnya, jika bukit dipotong, tentu akan merubah kondisi teritorial di seputar bukit itu. Makanya, jika terjadi pemotongan bukit, perlu mengantongi izin dari lembaga yang menerbitkannya.

Selain itu, Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat juga sangat diperlukan. Agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan dikemudian hari. Hal tersebut juga perlu diterapkan di lokasi pembangunan Waduk.

Sejak dimulainya proyek tersebut, tampak pelaksana proyek antusias mengerjakannya. Bahkan, ketika melakukan penimbunan, jor-joran bekerja hingga malam hari. Tapi, masyarakat yang bermukim di seputar proyek itu justru merasa terganggu. Bahkan, beberapa waktu lalu, sempat terjadi aksi demo dari warga setempat.

Tak jauh dari lokasi proyek, seorang warga, sebut saja Dony. Pria bertubuh atletis ini mengakui pernah terjadi aksi demo yang dilakukan oleh masyarakat setempat, “iya pak, masyarakat disini kemarin demo. Soalnya, lori pengangkut tanah untuk proyek itu terus berseliweran sampai malam. Selain itu, aspal yang biasanya bersih, menjadi berlumpur. Tak hanya itu. Lori yang membawa material tanah waktu itu juga tidak ditutup, “katanya, (26/04/2024).

Menurut Indra, yang menjabat sebagai Humas di proyek itu mengakui pernah ada komplein dari warga, “memang betul pernah ada aksi dari warga. Mereka mengkritik tanah yang jatuh ke aspal dari lori yang melintas di jalan itu. Tapi sekarang semua sudah diatasi, “Kalaupun masih ada tanah yang jatuh, kami langsung membersihkannya, “beber mantan wartawan ini saat dikonfirmasi di salah satu warung kopi, tak jauh dari proyek itu. (29/04/2024). (Richard).

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Screenshot

LAINNYA