Tanjungpinang, Dinamikaglobaltimes.id
Kondisi Pasar Puan Ramah, di Batu 7 Kelurahan Kota Piring Tanjungpinang, kini mulai ditumbuhi rerumputan. Selain itu, situasinya pun sepi lantaran ditinggal para pedagang. Sampai berita ini diunggah, tak satupun lapak yang ada di pasar itu dihuni oleh pedagang.
Justru, di sudut bangunan tampak seorang ibu berkerudung membuka warung. Ketika ditanya, warungnya hanya berupa kantin untuk melayani pegawai yang beristirahat sambil ngopi di warungnya.
“Oohh . . . Ini cuma kantin kecil-kecilan, bang. Kami disini jual makanan. Seperti Ayam Penyet, Kopi dan minuman lainnya bang. Tapi, abang dari mana, “tanya ibu yang sedang memasak di kantin itu, (25/09/2024).
“Kalau pedagang yang jualan sayur-sayuran dan dagangan lainnya, sambungnya. Sudah tidak ada bang. Bahkan, sudah berbulan-bulan mereka meninggalkan tempat ini, “ujarnya polos.
Pada dasarnya, Pasar Puan Ramah dibangun untuk menampung pedagang yang berjualan di pusat pasar Tanjungpinang. Para pedagang itu direlokasi lantaran pusat pasar tersebut akan dibongkar dan dibangun kembali.
Pasar Puan Ramah dibangun sekitar tahun 2022, dengan anggaran 3 miliar rupiah lebih, menggunakan APBD. Namun, belum dua tahun dioperasikan, pasar tersebut ditinggal begitu saja. Kini kondisinya sepi bagai istana hantu.
Asumsinya, mubazir lah uang rakyat yang jumlahnya miliaran rupiah untuk membangunnya. Pertanyaannya, siapa yang bertanggungjawab atas proyek Pasar itu ? Pasar Puan Ramah itu dibangun, masa kepemimpinan Rahma sebagai Walikota.
Seperti yang dilansir media online indopost.co, bahwa Kejaksaan Negeri (Kejari) Tanjungpinang pernah melakukan Pengumpulan Bahan dan Keterangan (Pulbaket) soal Pasar Puan Ramah itu. Tapi sampai sekarang tak jelas juntrungannya. (Richard).
Tidak ada komentar