Kebijakan Nyeleneh Dibalik Proyek Penataan Pedagang Kuliner di Bintan Centre Tanjungpinang

waktu baca 3 menit
Jumat, 25 Agu 2023 05:57 0 748 admin

Tanjungpinang, Dinamikaglobaltimes.id

Median jalan Koq Dibangun Tempat berjualan. Celoteh seorang warga menanggapi proyek pembangunan tempat dagangan Kuliner di Batu Sembilan Tanjungpinang.

Bagai tak punya pilihan lain.  Pemerintah kota Tanjungpinang kini sedang menambah khasanah pusat jajanan Kuliner. Proyek yang sedang dikerjakan itu berada di kawasan Bintan Centre, Batu Sembilan, Kelurahan Air Raja Kecamatan Tanjungpinang Timur.

Proyek berbiaya 3 miliar rupiah lebih itu, dikerjakan oleh CV. Melayu Betuah Berkah (CV. MBB). Sedangkan pengawasannya, dipercayakan kepada CV. Kenen Konsultan. Dan anggarannya dicomot dari APBD kota Tanjungpinang TA-2023.

Proyek pembangunan Penataan Pedagang Kuliner di kawasan Bintan Center itu dibangun di atas Median jalan. Artinya, para pedagang akan menjual dagangannya diatas pembatas jalan alias di tengah-jalan. Bagi konsumen yang memesan makanan nantinya, akan menyantap kuliner pesanannya diatas jalan raya. Soalnya, meja untuk konsumen, bakal  dibariskan diatas aspal yang biasa digunakan untuk lalulintas pengguna jalan raya.

Tak terbayangkan. Berapa banyak debu yang beterbangan, ketika konsumen menyantap makanan yang dipesannya. Soalnya, lokasi dagangan itu  berada di badan jalan raya.

Padahal, jalan raya itu masuk kategori jalan utama. Dan frekuensi arus lalulintasnya pun terbilang cukup padat. Tapi, mendadak muncul kebijakan untuk menyulap jalan raya itu menjadi areal dagangan Kuliner. Untuk mengoperasikan lokasi itu, nantinya akan dilakukan buka/tutup jalan. Akibatnya, tak sedikit warga bertanya-tanya soal pembangunan proyek itu.

Ujung-ujungnya, celoteh miring pun mulai terdengar dari segelintir warga yang melihatnya. Bahkan, tak sedikit yang nyeletuk, kalau proyek itu terkesan dipaksakan dan tak sesuai peruntukannya.

“Heran saya melihat proyek pembangunan Penataan Pedagang Kuliner itu. Koq dibangun di tengah jalan ? Apa nggak ada lagi lahan yang bisa dijadikan tempat seperti itu. Saya yakin, kemacetan akan sering terjadi di kawasan itu. Padahal, selama ini kondisi jalan itu lancar-lancar saja, “ujarnya.

Terpisah, Rusli, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kota Tanjungpinang coba dikonfirmasi di kantornya  Selasa (22/08/2023). Tapi menurut keterangan petugas jaga di kantor itu, bahwa pak Rusli sedang Diklat, “pak Kadis nggak ada pak. Beliau sedang Diklat, “katanya di pintu masuk kantor PUPR kota Tanjungpinang.

Dan Hendro, yang disebut-sebut sebagai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada proyek itu, coba dikonfirmasi melalui layanan WA ke Ponselnya (25/08/2023). Menurut Hendro, “Pelaksanaan pekerjaan saat ini sesuai perencanaan yang sudah disusun pada tahun sebelumnya. Maksud dan tujuan untuk menata kawasan menjadi lebih baik, meningkatkan ekonomi masyarakat/PKL, sekaligus sebagai destinasi wisata kuliner, “ujarnya menjawab konfirmasi.

Pasar Puan Ramah Mati Suri

Jika diamati, masih ada proyek lainnya yang terkesan hanya menghamburkan anggaran. Pasar Puan Ramah di Batu Tujuh Tanjungpinang misalnya. Proyek yang satu ini terlihat semakin hari, semakin sepi. Bahkan, cenderung “mati suri” Soalnya, nyaris tak ada pembeli yang datang ke pasar yang dibangun dengan biaya 3 miliar rupiah lebih. Padahal, usianya belum genap setahun.

Bahkan, pantauan media ini di lokasi pasar (25/08/2023), justru hanya 8 hingga 10 pedagang saja yang masih bertahan di pasar itu. Salah seorang diantaranya mengaku hanya menunggu langganan. Makanya dipertahankan nya berjualan di pasar itu,

“Iya bang . . . Saya bertahan disini lantaran menjaga langganan saya. Kalau dari pembeli yang lain, udah tak ada bang. Beginilah kondisi di pasar ini sekarang. Mirip kayak istana hantu, “keluh Sarniawati di lokasi dagangannya. (Richard).

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Screenshot

LAINNYA