Warga Kampung Kebun 3 Tirta Madu Akhirnya Bertemu Muka Dengan PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk

waktu baca 4 menit
Rabu, 17 Jul 2024 14:00 0 949 admin

Bintan, Dinamikaglobaltimes.id 

Di Kabupaten Bintan, saat ini sedang hangat membicarakan  kawasan yang akan dijadikan sebagai tempat pemotongan ayam dan pembibitan ayam potong. Ada beberapa titik lokasi yang sedang gencar melakukan pembangunan. Bahkan, ada pula yang hampir rampung. 

Seperti lokasi yang berada di Kampung Kebun 3 jalan Tirta Madu RT 018 RW 005, Desa Toapaya Selatan Kecamatan Gunung Kijang. Di kawasan ini, ditemukan ada 4 titik lokasi yang sedang menggesa pembangunan untuk tempat pemotongan ayam. Dampaknya, warga sekitar mulai terusik dengan keberadaan perusahaan PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk, itu.

Dari 4 titik lokasi yang ada, justru salah satu diantaranya, tampak  hampir selesai dikerjakan.  Herannya, sejak PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk membangun tempat usahanya, terkesan enggan menanggapi keluhan warga yang bermukim di sekitar tempat usahanya.

Ujung-ujungnya, wargapun mulai mencari pihak perusahaan, guna menanyakan kehadiran  perusahaan tersebut. Berbagai cara diupayakan warga untuk bisa berkomunikasi dengan pihak perusahaan. Dan upaya itu membuahkan hasil. Tapi, respon yang didapat, malah terkesan lamban. Meski sedikit memakan waktu, akhirnya pertemuan antara  pihak perusahaan dengan warga terwujud, Rabu (17/07/2024).

Bertempat di Aula TPQ AL Qosim, yang berada di jalan raya Gesek, km 20, RT 016 / RW 005, pertemuan itu terlaksana. Puluhan warga tampak antusias menghadiri pertemuan itu. Selain warga, tampak juga sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Bintan yang ikut menghadirinya.

Sesuai pantauan tim kerja media ini di lokasi pertemuan, yang tampak hadir saat itu, Ichi Eko, utusan dari PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Ifan Golar, Camat Toapaya. Iptu Zul Ilham, Kapolsek Gunung Kijang. Nefi Purwanto, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bintan. Barry, Kabid Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bintan. Utusan dari Dinas PTSP Bintan. Alvin, Babinkamtibmas. Suhenda, Kepala Desa Toapaya Selatan dan ketua RT/RW serta tokoh masyarakat setempat.

Pertemuan yang sedikit alot itu, dipenuhi berbagai macam pertanyaan dari warga. Bahkan, ada pula yang meminta kepada pihak perusahaan, agar kawasan itu dibebaskan. Artinya, agar lahan warga yang berada di sekitar tempat usaha itu, dibebaskan oleh pihak perusahaan. Namun dengan tenang, Eko Ichi menjawab apa yang disampaikan warga.

“Terimakasih saya sampaikan kepada bapak-bapak. Karena saya diberi waktu untuk memberi penjelasan. Pertama-tama, saya perkenalkan, nama saya Ichi Eko. Jadi, disini saya jelaskan, bahwa kami sampai saat ini sedang menyiapkan gambar. Nanti, jika sudah rampung, akan saya berikan kepada bapak-bapak gambar aslinya. Supaya kita sama-sama mengetahui rencana ke depan perusahaan ini, “kata Eko (sapaan akrab-red) di depan warga yang hadir.

Ditambahkannya. Terkait tenaga kerja di perusahaan kami, untuk saat ini kami masih menggunakan tenaga Fendor. Nanti, setelah tenaga Fendor ini selesai, barulah diserahkan kepada kami. Dan kami baru bisa mencari tenaga kerja untuk bekerja di perusahaan kami, “tuturnya.

Usai Eko memberi penjelasan, dilanjutkan kepada Rizky, pejabat dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bintan. Dengan gambang, Rizky membuka sedikit tentang perizinan yang dimiliki perusahaan tersebut, “disini saya perkenalkan. Nama saya Rizki dari dinas PTSP Bintan. Perlu saya sampaikan tentang perizinan yang dimiliki PT. Japfa ini. Untuk lokasi di jalan Tirta Madu, proses perizinannya sudah lengkap. Dan  untuk RKPL nya juga sudah terbit, “kata Rizky.

Tapi, sambung Rizky. Masih banyak lagi persyaratan yang harus dilengkapi oleh PT. Japfa ini. Karena, jenis  perusahaan ini termasuk klasifikasi perusahaan beresiko tinggi. Sampai saat ini, perusahaan ini telah memberi retribusi kepada daerah sebesar 500 juta rupiah. Intinya, untuk ke depan izin operasional itu, tidak mudah. Dari semua tempat usaha milik PT. Japfa yang berada di wilayah Tirta Madu ini, baru satu yang sudah mendapatkan izin penuh, “bebernya.

Seorang warga yang hadir bertanya kepada Eko, “kami warga yang hadir di sini adalah warga yang tinggal di sekitar tempat usaha bapak. Tapi kenapa kami tidak pernah diundang atau disosialisasikan tentang rencana pembangunan Kandang Ayam ini. Jadi, sampai hari ini, kami merasa telah dibohongi oleh pihak perusahaan, “cetus Supoyo, sambil mendapat aplaus dari rekan lainnya. (Richard).

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Screenshot

LAINNYA